Jumat, 13 Desember 2013

Bahasa Nusantara (Bahasa Batak)





BAHASA BATAK


Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Pendidikan Bahasa Daerah
Dosen Pengampu: Faridlatul Ashiliyah, M.Pd.
  
Oleh :

Ade Nur Hamidah
Alimuddin
Sunenti




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
NAHDLATUL ULAMA (NU)
INDRAMAYU

2013 M/1434 H


KATA PENGANTAR


           
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan taufiq-Nya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat.

            Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah  Pendidikan Bahasa Daerah, yang diampu oleh Ibu Faridlatul Ashiliyah, M.Pd., dengan judul “Bahasa Batak”.

Kepada semua pihak, khususnya Dosen Pengampu/Pembimbing yang telah mengarahkan dan membantu memberikan saran dan pemikiran kepada kami dalam penyusunan makalah ini, kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Harapan kami sebagai penulis, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan khususnya bagi pribadi penulis sendiri dan umumnya khalayak pembaca. Tak lupa, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan/koreksi makalah ini agar menjadi lebih baik.


Indramayu,    November 2013


       Tim Penulis

 


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa suku bangsa Batak?
b.      Bagaimana asal-usul aksara Batak dan sejarahnya?
c.       Apa contoh bahasa Batak?

1.3  Tujuan
a.       Untuk mengetahui suku bangsa Batak.
b.      Untuk mengetahui asal-usul aksara Batak dan sejarahnya.
c.       Supaya tahu contoh bahasa Batak.





BAB  II
PEMBAHASAN
BAHASA BATAK

2.1. Identifikasi Wilayah Suku Bangsa Batak 
Batak merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Suku bangsa batak terletak di provinsi Sumatra Utara. Suku Batak merupakan suku terbesar yang mendiami provinsi Sumatra Utara yang terbagi dalam sub-suku bangsa Batak.
Gambar :






Adapun letak dari sub-suku bangsa batak antara lain :
Ø  Suku Batak Karo: Kabupaten Karo (Daratan tinggi karo, Langkat Hulu, Deli Hulu,Serdang Hulu, dan sebagian dairi )
Ø  Suku Batak Toba: Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan,Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir( Asahan, Silindung, Barus, Sibolga,Pegunungan pahae dan habinsaran ).
Ø  Suku Batak Mandailing: Kabupaten Mandailing Natal ( Ulu, Pakatan dan sebagian padang Lawas )
Ø  Suku Batak Angkola: Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas (Sipirok, Sebagian sibolga, batang toru, dan sebagian Padang Lawas).
Ø  Suku Batak Simalungun: Kabupaten Simalungun
Ø  Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat
Peta sub-suku bangsa batak di provinsi Sumatra Utara
Suku bangsa batak terbagi dalam sub-suku bangsa kecil, yaitu :
1.  Suku Bangsa Karo
Masyarakat Karo-Batak mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat,  Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga keAceh Tenggara di Indonesia.
Bahasa Karo
secara historis ditulis menggunakan aksara Karo atau sering juga disebutSurat Aru / Haruyang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. namun kini hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan sebaliknya aksara Latin yang digunakan .

2.Suku Bangsa Simalungun
Masyarakat Simalungun-Batak mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai,  Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga keTapanuli diIndonesia.
Bahasa Simalungun atau  Sahap Simalungun
Dalam bahasa Simalungun Penelitian P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai  taalambtenaar Simalungun tahun 1937), menyatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang memengaruhi banyak bahasa daerah lain di Indonesia. Lebih jauh Voorhoeve juga menyatakan bahwa bahasa Simalungun berada pada posisi menengah antara rumpun Batak Utara dan rumpun Batak Selatan. Penelitian lain yang dilakukan oleh A. Adelaar menunjukkan bahwa bahasa Simalungun merupakan cabang dari rumpun Batak Selatan yang terpisah dari bahasa-bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing yang sekarang. Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeda / terpisah dari bahasa - bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing. Beberapa kata dalam Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt.Djaulung Wismar  Saragihmenerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan.
3.Suku Bangsa Toba
Masyarakat Toba - Batak mendiami daerah sekitar  Danau Tobadan sekitarnya, meliputi Samosir , Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Toba Samosir, Sumatera Utara,  Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak . Herman Neubronner van der  Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas Bahasa Batak Toba, yaitu dalam aktivitasnya menulis Alkitab berbahasa Batak Toba.
4.Suku Bangsa Angola
Masyarakat Angkola - Batak mendiami daerah Padang sidempuan, Batang Toru, Sipirok , dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan. Bahasa Angkola mirip dengan bahasa Toba-Batak , di samping letak geografis yang berdekatan, bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya dari pada bahasa Toba.
5.Suku Bangsa Mandailing
Masyarakat Mandailing - Batak mendiami daerah Mandailing Natal ,Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara. Bahasa Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak , dengan  pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Nataltapi tidak termasuk bahasa Natal. Bahasa Mandailing berbeda dari bahasa Natal, yang merupakan dialek  bahasa Minangkabau. Kabupaten Mandailing Natal juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara,  Indonesia. Kabupaten Mandailing Natal berbatasan dengan Sumatera Barat.
6.Suku Bangsa Pak-pak
Masyarakat Pakpak-Batak mendiami daerah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharatdi Sumatera Utaradan sebagian wilayah kabupaten Singkil daratan di Aceh.
2.2 Aksara Batak dan Sejarahnya
Surat Batak sering diklasifi­kasikan sebagai sebuah silabogram, namum ini jelas keliru karena aksara Batak – sebagaimana juga aksara-aksara lainnya di Nusantara – merupakan bagian dari rumpun tulisan Brahmi (India) yang lebih tepat dapat diklasifikasikan sebagai abugida (paduan antara silabogram dan abjad). Sebuah abugida terdiri dari aksara yang melambangkan sebuah konsonan sementara vokal dipasang pada aksara sebagai diakritik. Abugida adalah jenis tulisan yang bersifat fonetis dalam arti bahwa setiap bunyi bahasanya dapat dilambangkan secara akurat.
a.      Asal Usul Aksara Batak
Paleografi adalah ilmu tentang tulisan-tulisan kuno. Di banyak masyarakat yang mengenal tulisan terdapat naskah-naskah kuno yang umurnya dapat mencapai ratusan atau bahkan ribuan tahun. Aksara yang terdapat pada naskah-nas­kah kuno pada umumnya berbeda de­ngan ak­sara yang ter­da­pat dalam naskah yang lebih baru. Dengan cara memper­ban­ding­kan aksara-akasara yang terdapat dalam naskah-naskah lama, kita dapat menyusun semacam silsilah aksara.
Sebagian besar sistem tulisan yang ada di Afrika, Eropa, dan Asia ber­asal dari satu sumber, yakni ak­sara Semit Kuno yang menjadi ne­nek moyang tulisan-tulisan Asia (Arab, Ibrani dan India) maupun Eropa (Latin, Yunani dsb.)
Aksara Batak termasuk keluarga tulisan India. Aksara India yang ter­tua adalah aksara Brahmi yang menurunkan dua kelompok tulisan yakni In­dia Utara dan India Selatan. Aksara Nagari dan Palawa masing-masing ber­asal dari kelompok utara dan selatan dan kedua-duanya per­nah di­pa­kai di berbagai tem­pat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Casparis 1975). Yang paling berpengaruh adalah aksara Palawa. Semua tulisan asli Indonesia berinduk pada aksara tersebut.
Pada Gambar berikut dapat dilihat di mana se­cara garis besar tempatnya aksara Batak dalam sil­silah tulisan sedunia.






b.      Silsilah Aksara
Surat Batak terdiri atas dua perangkat huruf yang masing-masing di­se­but ina ni surat dan anak ni surat. Sistem tulisan yang demikian juga di­pakai oleh semua abjad India dan abjad-abjad turunannya. Dan me­mang aksara Batak dan demikian juga semua aksara Nusantara lainnya yang berinduk pada aksara India). Namun demikian, kerabat surat Ba­tak yang paling dekat adalah aksara-aksara Nusan­tara.
c.       Cara  Membaca Aksara Batak Toba
Belajar menulis Aksara Batak Toba ini hanya dapat diikuti jika terlebih dahulu menginstall Aksara Batak Toba di komputer anda.











Untuk menghilangkan bunyi “a” pada ina ni surat digunakan tanda pangolat
Contoh







Untuk menghasilkan bunyi haborotan “u” digunakan huruf kapital yang bersangkutan
Contoh:









Beberapa aturan penulisan yang harus diperhatikan dalam menulis Aksara Batak adalah sebagai berikut:
1. Jika hatadingan “e” dan haluaan “o” adalah sebuah suku kata yang berdiri sendiri maka terlebih dahulu ditulis ina ni surat "a" lalu diikuti anak ni surat yang bersangkutan.
Contoh:
2. Jika “singkora” I dan “haborotan” U sebagai suku kata yang berdiri sendiri maka penulisan dapat berdiri sendiri.
Contoh:
3.Jika anak ni surat terletak di depan sebuah ina ni surat yang diikat oleh pangolat dalam satu suku kata, maka anak ni surat tersebut melekat pada ina ni surat yang di ikat pangolat
Contoh:

Perhatikan:
Kata ompung diatas terlebih dahulu dibagi suku katanya menjadi om – pung sehingga bunyi “o” melekat pada “ma” karena diikat oleh pangolat.

Perhatikan :
Kata doltuk terdiri dari suku kata dol – tuk sehingga bunyi “o” pada suku kata “dol” melekat pada “la” karena diikat oleh pangolat. Demikian juga bunyi “u” pada suku kata “tuk” melekat pada “ka” karena diikat oleh pangolat.

Perhatikan:
Kata “simanjuntak” terdiri dari suku kata si – man – jun –tak perhatikan penempatan bunyi bunyi “u” pada suku kata “jun” melekat pada “na” karena diikat oleh pangolat.
Tanda Silbe dan Opat Haloho


Silbe fungsinya untuk menandakan tanda sambung sebuah kata yang terpotong dalam sebuah baris kalima
2.3 Contoh Bahasa Batak
a. Bah..
Mungkin kita sudah sering mendengar kata HORAS BAH…. Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, arti yang paling dekat mungkin adalah…
Selamat yah…
Contoh lain adalah…
Mauliate bah…(Terimakasi yah)…
b. Ma
Ma, kemungkinan terjemahan paling dekat adalah lah. Jika kita berkunjung ke Medan, atau ketemu orang Batak di Jakarta, jika mereka berbahasa Indonesia akan sering menggunakan suffix -lah. Untuk mengajak anaknya makan, mereka mengucapkan. Makanlah-makanlah, yang mana di dalam bahasa batak dikatakan manganma-manganma Contoh lain: Mauliatema…terimakasihlah (ya) Horasma … selamat-selamatlah Butima … demikianlah…
c. Do/doi
Sebenarnya bisa jadi kata DO ini lebih mungkin lahir dari kata IDO, yang artinya ya, atau benar. DO menekankan akan arti nilai yang lebih dibanding dengan tanpa kata tambahan DO. DO biasanya selalu diikuti oleh i, menjadi DOI…
Contoh:
Tingkosdo…. Benar koq
Tingkosdoi … Benar koq itu
Ai ahado… Apaan seh?
Ai ahadoi.. Apaan seh itu?

a.       Puang
Sering digunakan oleh percakapan sehari-hari oleh orang batak (TOBA). Kemungkinan hanya konteks kalimat tertentu yang bisa menjelaskan artinya. Tetapi umumnya dapat diterjemahkan menjadi -yah
Contoh kalimat:
Ai ahadoi puang, mansai bagak… (waduh apa itu yah, cantik banget)..
Ai aha doi = waduh apaan itu
puang = yah (di sini dapat diterjemahkan menjadi yah)
mansai = sangat/bangat
bagak = cantik

b.      Jo/joi
Kemungkinan disingkat dari kata jolo (dulu).
contoh:
Unang jo…jangan dulu
Unang jolo .. jangan dulu
na jolo … yang dulu

c.       Da
Diterjemahkan kan “yah”
contoh:
Ima da… Ini kan yah, atau bisa juga Ya yah..
Onma da.. Ini saja kan atau bisa juga Ini saja yah

BAB  III
PENUTUP

3.1  Simpulan

Satu dari 746 bahasa daerah di Indonesia adalah Bahasa Batak.  Kebijakan bahasa nasional menetapkan secara seimbang atau proporsional fungsi dan peran tiga kelompok bahasa, yakni Bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Bahasa Batak memiliki kebertahanan yang tingkatnya bervariasi berdasarkan ciri budaya, karakter, dan temperamen subsuku Angkola/Mandailing, Toba, Simalungun, Karo and Pakpak/Dairi.  Amalan agama juga mempengaruhi kebertahanan Bahasa Batak.
Orang Batak yang memiliki kebertahanan bahasa yang kuat terhadap Bahasa Batak cenderung enggan dan menampik implementasi kebijakan bahasa nasional.  Sebaliknya, orang Batak dengan tingkat kebertahanan Bahasa Batak terendah cenderung mendukung dan bermanfaat untuk kebijakan bahasa nasional. 
Akan tetapi, mereka yang tinggal di kota cenderung moderat dan merupakan harapan untuk mendukung kebijakan bahasa nasional secara proporsional.  Kedua kelompok dengan kebertahanan Bahasa Batak yang terkuat atau terlemah memiliki resiko penurunan sikap positif terhadap kelompok bahasa yang lain
3.2 Saran
Dilihat dari suku yang ada disumatra saja sudah menunjukkan betapa majemuknya bangsa Indonesia. Tetapi tidak seharusnya kemajemukan atau perbedaan yang ada menjadi halangan untuk mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia. Itu seharusnya menjadi suatu kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap mempertahankan kebudayaan dan bahasa yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa dan semangat nasionalisme.

DAFTAR  PUSTAKA


                  1.            1997 Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: LP3ES Koentjaraningrat
                  2.            1971 Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan Melalatoa, M. Junus

2 komentar:

  1. good..........
    semangat terus bukin makalah and share ke semua, jadi terinspirasi nih
    aku juga sekolah di stkip nu loh...
    pgsd 6. semangat

    BalasHapus
  2. oh ya trimakasih dan salam kenal

    BalasHapus