PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Perencanaan Pembelajaran
SD
Dosen Pengampu: Drs.
Fathoni, M.Pd.
Ade
Nurhamidah
Ahmad
Bayhaqie
SEMESTER
GANJIL (III)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
NAHDLATUL
ULAMA (NU)
INDRAMAYU
2013
- 2014 M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan taufiq-Nya
makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa
penulis haturkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat
dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi, yang diampu oleh Dosen Drs. Fathoni, M.Pd., dengan judul: “Pengembangan Bahan Ajar”.
Kepada
semua pihak, khususnya Dosen Pengampu/Pembimbing yang telah mengarahkan dan
membantu memberikan saran dan pemikiran kepada penulis dalam penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah wawasan khususnya bagi pribadi penulis sendiri dan umumnya
khalayak pembaca. Tak lupa, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan/koreksi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Cirebon, Oktober 2013
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Saat ini pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi
pengembangan kualitas pembelajaran dalam institusi pendidikan. Untuk itu
program pengembangan bahan ajar yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
saat ini bagi dunia pendidikan akan sangat membantu proses pembelajaran. PASIAD
(Pacific Countries Social And Economic Solidarity Association) memprogramkan
pengembangan bahan ajar bagi tenaga pendidik guna mempersiapkan mereka
menghadapi perkembangan teknologi pengajaran yang mengikuti perkembangan zaman.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
:
1.
Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2.
Apa saja prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran?
3.
Apa
saja langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?
4.
Mengapa
guru perlu mengembangkan bahan ajar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahuipengertian bahan ajar.
2. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam
memilih bahan ajar.
4.
Untuk
mengetahui mengapa guru perlu mengembangkan bahan ajar.
BAB II
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
2.1 Pengertian Bahan
Ajar
Bahan ajar atau
materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan secara terperinci, jenis-jenis materi
pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas duakata yaitu
teaching atau mengajar dan material atau bahan.Menurut University of Wollongong
NSW 2522, AUSTRALIA pada
website-nya, WebPage last updated: August 1998,
Teaching is defined as the process ofcreating and sustaining an
effective environment for learning. Melaksanakan pembelajaran diartikan sebagai
proses menciptakan dan mempertahankan
suatu lingkungan belajar yang efektif.
2.2Prinsip-Prinsip
Dalam Memilih Bahan Ajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam memilih bahan ajar guru harus tahu prinsip-prinsip
dalam pemilihan materi pembelajaran, adapun prinsip-prinsipnya meliputi:
(a)
prinsip
relevansi,
Prinsip relevansi
artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
(b)
konsistensi,
Prinsip
konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan
ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam.
(c) kecukupan.
Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan
tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Selain prinsip
dalam memilih bahan ajar kita pun harus memeperhatikan prinsis-prinsip
pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
1.
Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret
untuk memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep
tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret,
nyata dan ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar,
maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di
tempat mereka tinggal. Setelah itu, mereka dibawa untuk berbicara tentang
berbagai jenis pasar lainnya.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahamanDalam
pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu
konsep. Dalam prinsip ini dikatakan
bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun jumlahnya
sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada
ingatan.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan
terhadap pemahaman siswaRespon yang
diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa.
Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau
’ya kamu pintar’ atau, ’itu
benar, akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada
siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar.
Sebaliknya, respon negatif akan
mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang
positif terhadap hasil kerja siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi adalah salah
satu faktor penentu keberhasilan belajarSiswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi akan lebih berhasil dalam
belajar, sehinggga salah satu tugas guru
dalam melaksanakan pembelajaran adalah
memberikan motivasi agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk
memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, harapan,
menjelaskan tujuan dan manfaat, memberi
contoh, menceritakan sesuatu yang membuat senang belajar, dan sebagainya
5. Mencapai tujuan setahap demi setahap, akhirnya
akan mencapai tujuan yang diinginkan.Pembelajaran adalah proses yang bertahap
dan berkelanjutan. Untuk mencapai standar
kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan indikator tujuan-tujuan yang
hendak dicapai. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit
melangkah, namun anak tangga yang terlalu kecil
juga terlampau mudah dilewati. Untuk itu, guru perlu menyusun
tujuan pembelajaran yang pas, sesuai dengan karakteristik siswa.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai mendorong
siswa untuk terus mencapai tujuan ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk
mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan akan melewati kota-kota
lain. Jika pemandu perjalanan memberitahukan setiap kota
yang dilewati, agar peserta menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa
jauh lagi perlu berjalan. Demikian pula dalam proses
pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan yang baik, yang akan memberitahukan kota tujuan akhir
yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota apa saja yang akan
dilewati, dan memberitahukan sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi
perjalanan. Semua peserta dapat mencapai
kota tujuan. Dalam pembelajaran,
setiap siswa akan mencapai tujuan dengan kecepatannya
sendiri, namun mereka akan sampai kepada tujuan dengan waktu yang berbeda-beda.
Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.
2.3Langkah-Langkah Dalam
Memilih Bahan Ajar
Materi pembelajaran
yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya
berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan
bahan ajar meliputi :
(a) mengidentifikasi aspek-aspek yang
terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau
rujukan pemilihan bahan ajar,
(b) mengidentifikasi jenis-jenis materi
bahan ajar,
(c) memilih bahan ajar yang sesuai atau
relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi
tadi, dan
(d) memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah
pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
- Mengidentifikasikan jenis-jenis materi bahan ajar, Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
- Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
- Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.
2.4Mengapa Guru Perlu Mengembangkan
Bahan Ajar ?
Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu
mengembangkan bahan ajar, antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan
kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan
belajar yang akan dikembangkan harus
sesuai dengan kurikulum.
Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan,
standar kompetensi lulusan telah
ditetapkan oleh pemerintah, namun untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang
digunakan diserahkan sepenuhnya kepada guru sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini,
guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk
mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan
ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang
memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan
Bahan Ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi
kurikulum. Apabila bahan ajar yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka
membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk
mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik
itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian
informasi dari narasumber baik orang
ahli ataupun teman sejawat.
Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari
buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang
sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu
mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat
mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi
pedoman bagi siswa.Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar
yang dikembangkan orang lain seringkali
tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya,
lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang
dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain
lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup
tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar
belakang keluarga dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri
dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat
menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat
sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya
ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi
karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan
ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran
yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu
siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya dengan penggunaan
gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat
dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa,
sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
BAB III
SIMPULAN
Bahan
ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau
mengajar dan material atau bahan. Menurut
University of Wollongong NSW 2522,
AUSTRALIA pada website-nya, WebPage last
updated: August 1998, Teaching is defined as the process ofcreating
and sustaining an effective environment for learning. Melaksanakan pembelajaran
diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu
lingkungan belajar yang efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Depdiknas.
2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar