Jumat, 27 Desember 2013

Pendidikan Agama Islam





PERAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN BERPOLITIK
UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, NILAI-NILAI AJARAN AGAMA ISLAM SEBAGAI RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
 (RAHMATAN LIL ‘ALAMIN)

Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri
Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampu : Masnun, M.Pd.I
 

  
  
Oleh :
Ade Nur Hamidah
121 020 003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA
INDRAMAYU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada saya, sholawat serta salam sudah sepantasnya kami sanjungkan kepada baginda Rasul Amirul Mu’minin. Untaian rasa terimakasih, kami sampaikan kepada Dosen kami Bapak Masnun, M.Pd.I  karena berkat dorongan beliau akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas tulis lepas yang berjudul Peran agama dalam kehidupan berpolitik untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, nilai-nilai ajaran agama islam sebagai rahmat Tuhan yang maha Esa (Rahmatan lil ‘alamin)” sebagi tugas mandiri mata kuliah Pendidikan agama islam.
Kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tulisan ini sangat saya sadari, oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Sekian dari kami kurang dan lebihnya kami mohon maaf.



Indramayu,     Desember 2013


Penulis,











DAFTAR ISI


COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
1.      Peran agama dalam kehidupan berpolitik untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa.......................................................................................................1
1.1  Pengertian islam.................................................................................................1
1.2  Kontribusi Agama dalam Kehidupan Berpolitik................................................4
1.3  Prinsip Dasar Berpolitik.....................................................................................5
1.4  Syarat-syarat Pemimpin......................................................................................5
1.5  Peranan Agama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa.............6
2.      Nilai-nilai ajaran islam sebagai Rahmat Tuhan yang maha Esa..............................7
2.1  Islam Agama Rahmatan Lil’alamin....................................................................7
DAFTAR PUSTAKA


 



PEMBAHASAN

1.      PERAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN BERPOLITIK  UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.

1.1  PENGERTIAN ISLAM
a.       PENGERTIAN UMUM
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya sejak nabi Adam , Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad saw, sebagai hidayat dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan materiil dan spirituil duniawi dan ukhrawi.
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآَتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا (.النساء:163)
} شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ (الشورى:13)
b.      PENGERTIAN KHUSUS
Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qur'an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia dunia dan akhirat.
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ( [التوبة/33]
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ [الأنبياء/107]
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ . سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى ، أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ وَ ( يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلاَّ اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ )صحيح البخارى - (ج 1 / ص 15)



c.       KESIMPULANNYA YAITU
·         Antara Islam sebagai agama samawi terakhir dan agama wahyu sebelumnya jelas mempunyai hubungan yang erat karena keberadaannya merupakan mata rantai terakhir agama Allah
·         Kebenaran-kebenaran fundamental dan nilai-nilai hidup yang bersifat universal yang pernah diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu dikukuhkan dan dilestarikan. Sementara beberapa aturan yang merupakan realisasi dan nilai-nilai universal disesuaikan dengan perkembangan hidup ini.
·         Kebenaran Dinul Islam Dalam Al-Qur'an, Allah telah menegaskan sendiri tentang kebenaran Islam sebagai agama bagi seluruh umat manusia, antara lain tersebut dalam :
Surat Al-imron
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُون
Apakah selain agama Allah yang mereka cari, padahal hanya kepada-Nya tunduk siapapun yang ada di langit-langit dan di bumi baik karena taat maupun terpaksa. Dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan.
Ayat di atas menjelaskan bahwa agama yang benar adalah agama yang datang dari Allah SWT.
Dalam firman-Nya yang lain, pada surat Ali Imran:19, Dia menegaskan :

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sungguh agama yang diridlai di sisi Allah adalah agama Islam”

Kemudian dalam surat Ali Imran:15, Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِين
Barangsiapa yang mencari agama lain selain Islam maka ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat tergolong orang-orang yang merugi
Dalam surat Al-Ma'idah:3 Allah juga menegaskan:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan bagimu nikmat-Ku dan aku telah meridlai Islam sebagai agamu untukmu.

Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa nama untuk menyebut agama yang benar (agama Islam), yaitu "al-Islam" seperti tersebut nama itu dalam surat Ali Imran:85 dan surat al-Ma'idah:3. Nama lain dari agama Islam adalah Ad-dinul qayyim seperti tersebut dalam surat At-Taubah:36; dan dalam surat Al-Bayyinah:5, disebut dengan istilah :Dinul Qayyimah. Sebutan lain adalah Dinullah seperti nampak dalam surat surat Ali Imran : 83 dan surat An-Nashr:2; "Dinul haq" seperti tersebut dalam surat At-Taubah: 29 dan 33.
Penegasan Allah SWT dalam Al-Qur'an yang mengatakan bahwa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai satu-satunya agama yang benar ajarannya dapat dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagi berikut:
Ø  Islam sebagai agama yang jelas asal usulnya, yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
Ø  Islam dibawa oleh seorang Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ø  Ajaran Islam diterangkan dalam Al-Qur'an sebagai kitab suci terakhir bagi seluruh umat manusia.
Ø  Ajaran Islam tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia, tetapi mengatur seluruh aspek kehidupan manusia (manusia). Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur'an dalam surat Al-Maidah:3; dan surat Rum:30 yang berbunyi:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون
“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama (Islam), fitrah Allah, dima Dia menciptakan manusia diatas fitrah tersebut. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Ø  Ajaran Islam tertumpu pada ajaran mengesakan Tuhan dan bertujuan menjadikan manusia sebagi sumber kabaikan.
Ø  Ajaran Islam dapat diamalkan dengan mudah dan praktis oleh orang yang beriman (tidak memerlukan upacara yang rumit), dan semua ajarannya baik dan lurus sesuai dengan fitrah manusia yang tidak mau dipersulit dan yang kecenderungannya kepada yang baik dan lurus. Hal ini ditegaskan dal Al-Qur'an, dalam surat Al-Ma'idah:50 yang berbunyi:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hokum Allah bagi kaum yang yakin”
Lihat pula surat Al-Baqarah: 185 dan 286.


Definisi tentang politik:
a.       Hubungan antar warga ( relating citizen )
b.      Menurut Rafael Maran, politik adalah penyelesaian konflik antara manusia, proses pembuatan keputusan-keputusan ataupun pengembangan kebijakan-kebijakan secara otoritas yang mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu, atau pelaksanaan kekuasaan dan pengaruh nya dalam masyarakat.
c.       Politik islam adalah aktivitas politik sebagian umat islam yang menjadikan islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok.

Kontribusi yang diberikan agama khususnya dalam Islam, kehidupan politik cukup banyak. Pada bagian pertama, Islam secara lebih khusus ( Al-quran ) mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal yang pokok yaitu :
1.      Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat
2.      Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil
3.      Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri
4.      Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW
Pada bagian yang kedua, Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik.
Yaitu orang tersebut haruslah :
1.      Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur
2.      Seorang yang dapat dipercaya
3.      Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi
4.      Seorang yang cerdas
5.      Yang paling penting adalah seseorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan

1.3  Prinsip Dasar Berpolitik

a.       Allah penguasa tertinggi dan manusia sebagai pemegang amanat (Q.S Ali-Imran : 26)
b.      Kekuasaan manusia adalah amanat dari Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran yang berbunyi : “ Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinan nya ”
c.       Kekuasaan adalah media / sarana melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

1.4 Syarat-syarat Pemimpin ( khalifah )

Syarat-syarat pemimpin menurut Imam Mawardi ( Ahli Tata Negar dalam Islam ) diantara nya :
a.       Adil yaitu bersikap seimbang dalam segala kriteria nya
b.      Memiliki ilmu pengetahuan untuk berijtihad
c.       Panca indera nya lengkap dan sehat
d.      Tidak ada kekurangan dalam anggota tubuh nya yang menghalangi nya untuk bergerak cepat
e.       Pemikiran nya baik dan cerdas untuk menciptakan kebijakan bagi kepentingan rakyat.

Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
  1. Prinsip persatuan dan persaudaraan.
  2. Prinsip persamaan.
  3. Prinsip kebebasan.
  4. Prinsip tolong-menolong.
  5. Prinsip perdamaian.
  6. Prinsip musyawarah.
1)        umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada persatuan bangsa dengan pemahaman yang sama (common) tentang konsep dan wawasan kebangsaan Indonesia dengan segala implikasinya
2)          jika umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada cita-cita keadilan dan kesejahteraan. Kita bersama-sama berjuang menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan umum sebagai perwujudan cinta kasih dan pengabdian kepada sesama. Pada gilirannya, hal itu merupakan penjabaran iman, cinta kasih, dan pengabdian kepada Tuhan, sekalipun melalui agama yang berbeda-beda.
3)          jika umat berbagai agama dapat mengembangkan pemahaman bersama tentang kedudukan agama dalam negara Pancasila. Ini meliputi pengertian tentang UUD 1945, terutama ideologi Pancasila, sebagai sumber hukum, dan tentang kebebasan beragama serta implementasinya secara konsisten.
           Mengembangkan kebersamaan dalam pengertian-pengertian itu dengan segala implikasinya yang luas merupakan masalah yang kompleks. Hal itu akan memerlukan proses dialog terus-menerus, dengan kejujuran, keterbukaan, ketekunan, kesabaran dan kehendak baik semua golongan agama.





2. NILAI-NILAI AJARAN AGAMA ISLAM SEBAGAI RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA (RAHMATAN LIL ‘ALAMIN)
a. Pengertian islam
Kata “islam” adalah kata bahasa arab yaitu “salima” Yaslamu, yang dimasdarkan menjadi “islaman” yang berarti damai.
b. Pengertian rahmatan
Kata ‘rahmatan” kata bahas Arab yaitu “rohima” yang dimasdarkan menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih sayang.
c. Pengertian lil’alamin
Kata “Al-alamin” adalah kata bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya.
Maka yang dimaksud dengan islam rahmatan lil’alamin adalah islam yang kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang magi manusia maupun alam.

2.1 Islam Agama Rahmatan Lil’alamin
Hadirnya Islam di dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam pengembangan i1mu. pengetahuan. Karma Islam memerintalikan untuk menggunakan kekuatan intelegasinya dan obsesinya, dalam beberapa tahun penyebaran agama Islam peradaban dan universitas-universitas berkembang dengan pesat, Berta pemikiran yang baru dengan yang lama menghasilkan kemajuan dalam bidang medis, matematika, fisika, astronomi, geografi, arstektur, semi sastra dan sejarah. Banyak system yang krusial seperti Aljabar, Angka Arab, dan konsep angka nol (bilangan yang amat dipedukan dalam kemajuan ilmu eksakta) yang disebarkan ke Eropa pada abad pertengahan berasal dan duma Islam. Peralatan-peralatan yang canggih memungkinkan prang-prang Eropa melakukan perjalanan untuk penemuan seperti astrolabe, kuadran, pets navigasi yang " juga dikembangkan oleh umat Islam. Itulah sebabnya Islam disebut agama yang rahmat dan al'amin karena Islam hadir ke dunia mambawa karma yang amat berarti bagi manusia bukan Baja umat Muslim tapi seluruh ciptaan Allah SWT di jagad raya termasuk non mislim.
Banyak sekali sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bumf, beberapa diantaranya :
Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi dua. Rahmat dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma kulla syai’ meliputi segala hal, sehingga orang-orang non Muslim mempunyai hak kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan
kepada orang islam. Jadi rahim itu adalah Khoshshun lil Muslim. Apabila islam dilakukan secara benar, rahman dan rahim allah akan turun semuanya.
Dengan demikian berlaku hukum Sunnatullah. Baik muslim maupun non muslim kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan kerahmanan, maka mereka akan mendapatkan hasilnya. Kendati mereka muslim tetapi mereka tidak melakukan ikhsiar kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, karunia rahman itu berlaku hukum kompetitif. Misalnya orang islam tidak melakukan kegiatan belajar maka tidak bisa dan tidak akan menjadi pintar. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan meski dia non muslim mereka akan mendapatkan pengetahuan.
Selama 15 abad-Islam di muka bumi ini, implementasi rahmat bagi semesta alam sudah meluas hampir ke berbagai belahan dunia. Secara etimologis, Islam berarti damai, sedangkan rahmatan lil `alamin berarti `kasih sayang bagi semesta alam'. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Rahmatan lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran, yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.
Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua, rahmat dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat ammakulla syai', meliputi segala hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam. Jadi rahim itu adalah khoshshun lil muslimin. Apabila Islam dilakukan secara benar, rahman dan rahim Allah akan turun semuanya.
Dengan demikian berlaku hukum sunnatullah; baik muslim maupun nonmuslim kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka akan mendapatnya. Kendati orang Islam, tetapi jika tidak melakukan ikhtiar kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, karunia rahman ini berlaku hukum kompetitif Misalnya orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi, maka tidak bisa dan tak akan menjadi makmur. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan, meski dia nonmuslim, mereka akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Karena dalam hal ini mereka mendapat sifat kerahmanan Allah yang berlaku universal (amnia kulla syai'). Adapun hak atas surga ada pads sifat rahimnya Allah SWT, maka yang mendapat kerahiman ini adalah orang mulmin. Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa rahmatan lil'alamin adalah bersatunya-karunia Allah yang terlingkup di alam kerahiman dan kerahmanan Allah.
Dalam konteks Islam rahmatan lil'alamin, Islam telah mengatur tats hubungan menyangkut aspek teologis, ritual, sosial, dan humanitas.
Dalam segi teologis, Islam memberi rumusan tegas yang harus diyakini oleh setiap pemeluknya, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa nonmuslim memeluk Islam. Begitu halnya dalam tataran ritual yang memang sudah ditentukan operasionalnya dalam Alquran dan Hadits. Namun, dalam konteks sosial, Islam sesungguhnya hanya berbicara mengenai ketentuan-ketentuan dasar atau pilar-pilamya yang pener emahan operasionalnya secara detail dan komprehensif tergantung pads kesepakatan dan pemahaman masing-masing komunitas, yang tentu memiliki keunikan berdasarkan keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.
Entitas Islam sebagai rahmat lil'alamin mengakui eksistensi pluralitas karena Islam memandang pluralitas sebagai sunnatullah, yaitu fungsi pengujian Allah pads manusia, fakta sosial, dan rekayasa sosial (social engineering) kemajuan umat manusia. Wallahu a'lam bishshawab.




Al-Qamuuru Allughatul ‘arobiyah Mahmud Yunus
Buku Catatan Dhea Nandika, Buku catatan Peni Nurmalasari,
Diriwayatkan dalam musnad Ahmad. 15078
Drs. Hasanuddin, Sejarah kebudayaan islam kelas 2 aliyah. Toha Putra. 1994
Ibrahum Abdurrahman Nudzakir, panduan singkat memahami islam, publishe 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar