PERAN
AGAMA DALAM KEHIDUPAN BERPOLITIK
UNTUK
MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, NILAI-NILAI AJARAN AGAMA ISLAM
SEBAGAI RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
(RAHMATAN LIL ‘ALAMIN)
Diajukan untuk memenuhi tugas
mandiri
Mata kuliah : Pendidikan Agama
Islam
Dosen pengampu : Masnun, M.Pd.I
Oleh :
Ade Nur Hamidah
121 020 003
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL
ULAMA
INDRAMAYU
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada saya, sholawat serta
salam sudah sepantasnya kami sanjungkan kepada baginda Rasul Amirul Mu’minin. Untaian rasa terimakasih, kami sampaikan
kepada Dosen kami Bapak Masnun, M.Pd.I
karena berkat dorongan beliau akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
tulis lepas yang berjudul ”Peran agama dalam kehidupan berpolitik untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, nilai-nilai ajaran agama islam
sebagai rahmat Tuhan yang maha Esa (Rahmatan lil ‘alamin)” sebagi tugas
mandiri mata kuliah Pendidikan agama
islam.
Kesalahan
dan kekurangan dalam penyusunan tulisan ini sangat saya sadari, oleh sebab itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Sekian
dari kami kurang dan lebihnya kami mohon maaf.
Indramayu,
Desember
2013
Penulis,
DAFTAR
ISI
COVER
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
PEMBAHASAN
1.
Peran agama
dalam kehidupan berpolitik untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan
bangsa.......................................................................................................1
1.1 Pengertian
islam.................................................................................................1
1.2 Kontribusi
Agama dalam Kehidupan Berpolitik................................................4
1.3 Prinsip Dasar Berpolitik.....................................................................................5
1.4 Syarat-syarat Pemimpin......................................................................................5
1.5 Peranan
Agama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa.............6
2.
Nilai-nilai
ajaran islam sebagai Rahmat Tuhan yang maha Esa..............................7
2.1 Islam Agama Rahmatan
Lil’alamin....................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN
1. PERAN AGAMA
DALAM KEHIDUPAN BERPOLITIK UNTUK
MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.
1.1 PENGERTIAN
ISLAM
a.
PENGERTIAN UMUM
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya
sejak nabi Adam , Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada nabi
penutup Muhammad saw, sebagai hidayat dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan materiil dan spirituil duniawi dan
ukhrawi.
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ
وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ
وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ
وَسُلَيْمَانَ وَآَتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا (.النساء:163)
} شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ (الشورى:13)
} شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ (الشورى:13)
b.
PENGERTIAN KHUSUS
Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw ialah
apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qur'an dan yang tersebut dalam Sunnah
yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk
untuk kebaikan manusia dunia dan akhirat.
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ( [التوبة/33]
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ [الأنبياء/107]
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ . سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى ، أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ وَ ( يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلاَّ اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ )صحيح البخارى - (ج 1 / ص 15)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ . سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى ، أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ وَ ( يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلاَّ اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ )صحيح البخارى - (ج 1 / ص 15)
c.
KESIMPULANNYA YAITU
·
Antara Islam sebagai agama samawi terakhir dan agama wahyu
sebelumnya jelas mempunyai hubungan yang erat karena keberadaannya merupakan
mata rantai terakhir agama Allah
·
Kebenaran-kebenaran fundamental dan nilai-nilai hidup yang bersifat
universal yang pernah diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu dikukuhkan
dan dilestarikan. Sementara beberapa aturan yang merupakan realisasi dan
nilai-nilai universal disesuaikan dengan perkembangan hidup ini.
·
Kebenaran Dinul Islam Dalam Al-Qur'an, Allah telah menegaskan sendiri tentang
kebenaran Islam sebagai agama bagi seluruh umat manusia, antara lain tersebut
dalam :
Surat
Al-imron
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُون
Apakah selain agama Allah yang mereka cari, padahal hanya kepada-Nya tunduk siapapun yang ada di langit-langit dan di bumi baik karena taat maupun terpaksa. Dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan.
Apakah selain agama Allah yang mereka cari, padahal hanya kepada-Nya tunduk siapapun yang ada di langit-langit dan di bumi baik karena taat maupun terpaksa. Dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan.
Ayat di atas menjelaskan bahwa agama yang benar adalah agama yang
datang dari Allah SWT.
Dalam firman-Nya yang lain, pada surat Ali Imran:19, Dia menegaskan
:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sungguh agama yang diridlai di sisi Allah adalah agama Islam”
Kemudian dalam surat Ali Imran:15, Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِين
Barangsiapa yang mencari agama lain selain Islam maka ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat tergolong orang-orang yang merugi
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sungguh agama yang diridlai di sisi Allah adalah agama Islam”
Kemudian dalam surat Ali Imran:15, Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِين
Barangsiapa yang mencari agama lain selain Islam maka ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat tergolong orang-orang yang merugi
Dalam surat Al-Ma'idah:3 Allah juga menegaskan:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan bagimu nikmat-Ku dan aku telah meridlai Islam sebagai agamu untukmu.
Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa nama untuk menyebut agama yang benar (agama Islam), yaitu "al-Islam" seperti tersebut nama itu dalam surat Ali Imran:85 dan surat al-Ma'idah:3. Nama lain dari agama Islam adalah Ad-dinul qayyim seperti tersebut dalam surat At-Taubah:36; dan dalam surat Al-Bayyinah:5, disebut dengan istilah :Dinul Qayyimah. Sebutan lain adalah Dinullah seperti nampak dalam surat surat Ali Imran : 83 dan surat An-Nashr:2; "Dinul haq" seperti tersebut dalam surat At-Taubah: 29 dan 33.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan bagimu nikmat-Ku dan aku telah meridlai Islam sebagai agamu untukmu.
Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa nama untuk menyebut agama yang benar (agama Islam), yaitu "al-Islam" seperti tersebut nama itu dalam surat Ali Imran:85 dan surat al-Ma'idah:3. Nama lain dari agama Islam adalah Ad-dinul qayyim seperti tersebut dalam surat At-Taubah:36; dan dalam surat Al-Bayyinah:5, disebut dengan istilah :Dinul Qayyimah. Sebutan lain adalah Dinullah seperti nampak dalam surat surat Ali Imran : 83 dan surat An-Nashr:2; "Dinul haq" seperti tersebut dalam surat At-Taubah: 29 dan 33.
Penegasan Allah SWT dalam Al-Qur'an yang mengatakan bahwa Islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai satu-satunya agama yang benar
ajarannya dapat dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagi berikut:
Ø Islam
sebagai agama yang jelas asal usulnya, yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
Ø Islam
dibawa oleh seorang Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ø Ajaran
Islam diterangkan dalam Al-Qur'an sebagai kitab suci terakhir bagi seluruh umat
manusia.
Ø Ajaran
Islam tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia, tetapi mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia (manusia). Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur'an
dalam surat Al-Maidah:3; dan surat Rum:30 yang berbunyi:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون
“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama (Islam), fitrah Allah, dima Dia menciptakan manusia diatas fitrah tersebut. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون
“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama (Islam), fitrah Allah, dima Dia menciptakan manusia diatas fitrah tersebut. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Ø Ajaran
Islam tertumpu pada ajaran mengesakan Tuhan dan bertujuan menjadikan manusia
sebagi sumber kabaikan.
Ø Ajaran
Islam dapat diamalkan dengan mudah dan praktis oleh orang yang beriman (tidak
memerlukan upacara yang rumit), dan semua ajarannya baik dan lurus sesuai
dengan fitrah manusia yang tidak mau dipersulit dan yang kecenderungannya
kepada yang baik dan lurus. Hal ini ditegaskan dal Al-Qur'an, dalam surat
Al-Ma'idah:50 yang berbunyi:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hokum Allah bagi kaum yang yakin”
Lihat pula surat Al-Baqarah: 185 dan 286.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hokum Allah bagi kaum yang yakin”
Lihat pula surat Al-Baqarah: 185 dan 286.
Definisi tentang
politik:
a. Hubungan antar warga ( relating citizen )
b. Menurut Rafael Maran, politik adalah penyelesaian konflik antara manusia,
proses pembuatan keputusan-keputusan ataupun pengembangan kebijakan-kebijakan
secara otoritas yang mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu,
atau pelaksanaan kekuasaan dan pengaruh nya dalam masyarakat.
c. Politik islam adalah aktivitas politik sebagian umat islam yang menjadikan
islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok.
Kontribusi yang
diberikan agama khususnya dalam Islam, kehidupan politik cukup banyak. Pada
bagian pertama, Islam secara lebih khusus ( Al-quran ) mengajarkan bahwa
kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal yang pokok yaitu :
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat
2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum
dengan adil
3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah,
Rasu-Nya, dan ulil amri
4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran
dan Sunnah Nabi SAW
Pada bagian yang kedua,
Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang
yang akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik.
Yaitu orang tersebut
haruslah :
1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan,
dan tindakannya serta jujur
2. Seorang yang dapat dipercaya
3. Seorang memiliki keterampilan dalam
komunikasi
4. Seorang yang cerdas
5. Yang paling penting adalah seseorang yang
dapat menjadi teladan dalam kebaikan
1.3 Prinsip Dasar Berpolitik
a. Allah penguasa tertinggi dan manusia sebagai pemegang amanat (Q.S Ali-Imran
: 26)
b. Kekuasaan manusia adalah amanat dari Allah, sebagaimana disebutkan dalam
Al-Quran yang berbunyi : “ Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin
akan ditanya tentang kepemimpinan nya ”
c. Kekuasaan adalah media / sarana melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
1.4 Syarat-syarat
Pemimpin ( khalifah )
Syarat-syarat pemimpin
menurut Imam Mawardi ( Ahli Tata Negar dalam Islam ) diantara nya :
a. Adil yaitu bersikap seimbang dalam segala kriteria nya
b. Memiliki ilmu pengetahuan untuk berijtihad
c. Panca indera nya lengkap dan sehat
d. Tidak ada kekurangan dalam anggota tubuh nya yang menghalangi nya untuk
bergerak cepat
e. Pemikiran nya baik dan cerdas untuk menciptakan kebijakan bagi kepentingan
rakyat.
Secara naluriah manusia
tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah
anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya
dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu
individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan.
Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan
konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut
perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan.
Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara
normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka
mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
- Prinsip persatuan dan persaudaraan.
- Prinsip persamaan.
- Prinsip kebebasan.
- Prinsip tolong-menolong.
- Prinsip perdamaian.
- Prinsip musyawarah.
1) umat berbagai agama mempunyai komitmen
bersama pada persatuan bangsa dengan pemahaman yang sama (common)
tentang konsep dan wawasan kebangsaan Indonesia dengan segala implikasinya
2) jika umat berbagai agama mempunyai
komitmen bersama pada cita-cita keadilan dan kesejahteraan. Kita bersama-sama
berjuang menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan umum sebagai perwujudan
cinta kasih dan pengabdian kepada sesama. Pada gilirannya, hal itu merupakan
penjabaran iman, cinta kasih, dan pengabdian kepada Tuhan, sekalipun melalui
agama yang berbeda-beda.
3)
jika umat berbagai agama dapat
mengembangkan pemahaman bersama tentang kedudukan agama dalam negara
Pancasila. Ini meliputi pengertian tentang UUD 1945, terutama ideologi
Pancasila, sebagai sumber hukum, dan tentang kebebasan beragama serta
implementasinya secara konsisten.
Mengembangkan kebersamaan dalam
pengertian-pengertian itu dengan segala implikasinya yang luas merupakan
masalah yang kompleks. Hal itu akan memerlukan proses dialog terus-menerus,
dengan kejujuran, keterbukaan, ketekunan, kesabaran dan kehendak baik semua
golongan agama.
|
|
2. NILAI-NILAI AJARAN AGAMA ISLAM
SEBAGAI RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA (RAHMATAN LIL ‘ALAMIN)
a. Pengertian islam
Kata “islam”
adalah kata bahasa arab yaitu “salima” Yaslamu, yang dimasdarkan
menjadi “islaman” yang berarti damai.
b. Pengertian rahmatan
Kata ‘rahmatan”
kata bahas Arab yaitu “rohima” yang dimasdarkan menjadi “ rahmatan’ yang
artinya kasih sayang.
c. Pengertian lil’alamin
Kata “Al-alamin”
adalah kata bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin”
yang artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya.
Maka yang dimaksud dengan islam
rahmatan lil’alamin adalah islam yang kehadirannya ditengah kehidupan
masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang magi manusia maupun
alam.
2.1 Islam Agama
Rahmatan Lil’alamin
Hadirnya
Islam di dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam
pengembangan i1mu. pengetahuan. Karma Islam memerintalikan untuk menggunakan
kekuatan intelegasinya dan obsesinya, dalam beberapa tahun penyebaran agama
Islam peradaban dan universitas-universitas berkembang dengan pesat, Berta
pemikiran yang baru dengan yang lama menghasilkan kemajuan dalam bidang medis,
matematika, fisika, astronomi, geografi, arstektur, semi sastra dan sejarah.
Banyak system yang krusial seperti Aljabar, Angka Arab, dan konsep angka nol
(bilangan yang amat dipedukan dalam kemajuan ilmu eksakta) yang disebarkan ke
Eropa pada abad pertengahan berasal dan duma Islam. Peralatan-peralatan yang
canggih memungkinkan prang-prang Eropa melakukan perjalanan untuk penemuan
seperti astrolabe, kuadran, pets navigasi yang " juga dikembangkan oleh
umat Islam. Itulah sebabnya Islam disebut agama yang rahmat dan al'amin karena
Islam hadir ke dunia mambawa karma yang amat berarti bagi manusia bukan Baja
umat Muslim tapi seluruh ciptaan Allah SWT di jagad raya termasuk non mislim.
Banyak
sekali sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bumf, beberapa
diantaranya :
Rahmat
adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi dua. Rahmat dalam konteks rahman
dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma
kulla syai’ meliputi segala hal, sehingga orang-orang non Muslim mempunyai
hak kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan
kepada orang
islam. Jadi rahim itu adalah Khoshshun lil Muslim. Apabila
islam dilakukan secara benar, rahman dan rahim allah akan turun semuanya.
Dengan demikian berlaku hukum
Sunnatullah. Baik muslim maupun non muslim kalau mereka melakukan hal-hal yang
diperlukan kerahmanan, maka mereka akan mendapatkan hasilnya. Kendati mereka
muslim tetapi mereka tidak melakukan ikhsiar kerahmanan, maka mereka tidak akan
mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, karunia rahman itu berlaku hukum
kompetitif. Misalnya orang islam tidak melakukan kegiatan belajar maka tidak
bisa dan tidak akan menjadi pintar. Sementara orang yang melakukan ikhtiar
kerahmanan meski dia non muslim mereka akan mendapatkan pengetahuan.
Selama 15
abad-Islam di muka bumi ini, implementasi rahmat bagi semesta alam sudah meluas
hampir ke berbagai belahan dunia. Secara etimologis, Islam berarti damai,
sedangkan rahmatan lil `alamin berarti `kasih sayang bagi semesta alam'. Maka
yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya
di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi
manusia maupun alam.
Rahmatan
lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran,
yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
Ayat
tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan sendirinya
akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.
Rahmat
adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua, rahmat dalam
konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman
adalah bersifat ammakulla syai', meliputi segala hal, sehingga orang-orang
nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya
diberikan kepada orang Islam. Jadi rahim itu adalah khoshshun lil muslimin.
Apabila Islam dilakukan secara benar, rahman dan rahim Allah akan turun
semuanya.
Dengan
demikian berlaku hukum sunnatullah; baik muslim maupun nonmuslim kalau mereka
melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka akan
mendapatnya. Kendati orang Islam, tetapi jika tidak melakukan ikhtiar
kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain,
karunia rahman ini berlaku hukum kompetitif Misalnya orang Islam yang tidak
melakukan kegiatan ekonomi, maka tidak bisa dan tak akan menjadi makmur.
Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan, meski dia nonmuslim, mereka
akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Karena dalam hal ini mereka mendapat
sifat kerahmanan Allah yang berlaku universal (amnia kulla syai'). Adapun hak
atas surga ada pads sifat rahimnya Allah SWT, maka yang mendapat kerahiman ini
adalah orang mulmin. Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
rahmatan lil'alamin adalah bersatunya-karunia Allah yang terlingkup di alam
kerahiman dan kerahmanan Allah.
Dalam
konteks Islam rahmatan lil'alamin, Islam telah mengatur tats hubungan
menyangkut aspek teologis, ritual, sosial, dan humanitas.
Dalam segi
teologis, Islam memberi rumusan tegas yang harus diyakini oleh setiap
pemeluknya, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa nonmuslim
memeluk Islam. Begitu halnya dalam tataran ritual yang memang sudah ditentukan
operasionalnya dalam Alquran dan Hadits. Namun, dalam konteks sosial, Islam
sesungguhnya hanya berbicara mengenai ketentuan-ketentuan dasar atau
pilar-pilamya yang pener emahan operasionalnya secara detail dan komprehensif
tergantung pads kesepakatan dan pemahaman masing-masing komunitas, yang tentu
memiliki keunikan berdasarkan keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang
dimilikinya.
Entitas
Islam sebagai rahmat lil'alamin mengakui eksistensi pluralitas karena Islam
memandang pluralitas sebagai sunnatullah, yaitu fungsi pengujian Allah pads
manusia, fakta sosial, dan rekayasa sosial (social engineering) kemajuan umat
manusia. Wallahu a'lam bishshawab.
Al-Qamuuru Allughatul ‘arobiyah Mahmud Yunus
Buku Catatan Dhea Nandika, Buku catatan Peni Nurmalasari,
Diriwayatkan dalam musnad Ahmad. 15078
Ibrahum Abdurrahman Nudzakir, panduan singkat memahami islam, publishe 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar